Selamat pagii
Happy Tuesday, :)
guys ,, ini masukan dari YahooShe,, let's read ..
kebetulan muncul ketika saya membuka Yahoo pagi-pagi saat nyalain PC, menurut saya artikel di bawah ini cukup menarik dimana semua orang yang pernah mengalamai 'putus cinta dan patah hati' bisa termotivasi kembali,
selamat membaca ~~~ ^^
Lima belas tahun yang
lalu, saya nggak pernah membayangkan bahwa menemukan teman lama bisa dilakukan
dalam hitungan detik, menggunakan nggak sampai sepuluh jari, dan bisa dilakukan
tanpa perlu menggerakan badan dari atas kasur. Terima kasih kepada internet dan
media sosial yang tumbuh bagaikan lumut di dinding yang lembap (karena bagaikan
jamur di musim hujan terlalu mainstream), kadang menemukan teman semasa TK jauh
lebih mudah karena mereka bisa tiba-tiba muncul di mana-mana. Tanpa diundang,
tanpa diminta. Susah dienyahkan.
Kalau susah dienyahkan,
bagaimana caranya bisa melupakan?
Itu baru tentang teman,
bagaimana dengan mantan pasangan? Tingkat menyebalkannya silakan dikalikan dua
ratus. Atau berapa pun terserah anda.
Saat ini, semua orang
tampaknya terhubung satu sama lain—si A mengenal si B, yang kenal si C, yang
merupakan mantan pacar si D, yang ternyata kakaknya si A. Pusing? Saya pun yang
menulis hubungan barusan merasa bingung.
Setelah suatu hubungan
berakhir, tak ada orang yang mau diingatkan mengenai si mantan dan hubungan
yang pernah terjadi. Dan di era sekarang, cara paling cepat untuk tidak
teringat mantan adalah dengan melepaskan diri dari si mantan di seluruh akun
jejaring sosial. Karena pastinya kita nggak mau si
calon-potensial-di-masa-yang-akan-datang melihat foto kita dan si mantan sedang
berpelukan bahagia atau berbalas kata manis yang membuat semua orang diam-diam
memutar bola mata sebal.
Semua saling terhubung,
suka nggak suka. Kabar tentang si mantan bisa muncul dari mana saja, dari siapa
saja. Salah satu yang perlu diingat adalah jangan sampai kita menganggap bahwa
kita sudah bisa move on dari mantan hanya karena kita sudah mem-block mereka
atau bahkan melaporkannya sebagai spam. Halooo... di dunia nyata mereka masih
eksis, lho.
Lucunya, setelah memutus
pertemanan di Facebook atau berhenti mengikuti akun si mantan di Twitter (atau
jejaring sosial yang mana pun), kita tetap penasaran dan malah mencari tahu
tentang si mantan di jejaring sosial dengan menggunakan akun milik teman kita.
Jangan coba mengelak, deh. Ya, kan?
Sejujurnya, akan lebih
mudah melupaknnya kalau kita benar-benar jauh-jauh dari dia setelah hubungan
berakhir. Ya kalau bisa, sih, dilakukan di dunia nyata dan dunia maya. Kita
akan semakin susah melupakan si mantan apabila masih terus menerus penasaran
dan melihat apa yang terjadi dalam hidupnya. Ketika kita melihat dia dengan
orang lain, mungkin kita akan merasa cemburu—yang sebenarnya merupakan perasaan
yang menyebalkan.
Memang jejaring sosial
itu memudahkan kita untuk terlibat dalam hidup siapa pun, namun pertanyaannya
kembali kepada diri kita masing-masing: apa masih perlu kita mengetahui apa
yang terjadi dengan si mantan? Apa itu nggak semakin menyakiti diri kita?
Yang perlu diingat adalah
walaupun luka emosional suatu saat pasti akan sembuh, tapi proses penyembuhan
akan sulit terjadi apabila kita menyiksa luka yang masih terbuka dengan
terobsesi mengikuti setiap langkah mereka melalui setiap status, komentar dan
album foto mereka.
Saran saya, berhentilah melakukan
hal tersebut karena kita semua tahu bagaimana ini akan berakhir: rasanya akan
seperti luka akibat teriris pisau tajam, lalu dengan sadar kita menambahkan
tetesan lemon, cuka dan garam di atasnya. Dengan kata lain, ‘perih,
Jenderal!’
Kita nggak akan pernah
tahu cerita di bab berikutnya dalam hidup kita jika masih saja berkutat pada
bab yang sama. Mereka menjadi mantan karena suatu alasan. Dan yang perlu kita
lakukan adalah mengingat alasan tersebut agar kita tidak terjebak pada
kesalahan yang sama.
Well guys, baik perempuan maupun laki-laki, yang namanya patah hati itu bisa dialami siapa aja.
dan semua juga tau dong rasanya patah hati itu pasti ga enak, uwweekk.. nah tapi kenapa kebanyakan dari kita, khususnya perempuan malah senang mempertahankan rasa sakit itu yah? dengan kata lain wanita itu senang disakiti. hihihii..
yuk ladies, karena kita wanita adalah mahluk yang lebih kuat dan sabar dari pria, seharusnya kita bisa bangkit dan melawan rasa sakit tersebut dan bermetamorfosis menjadi lebih baik karena suatu hubungan itu berakhir dengan suatu alasan, dan sebagai orang yang baik, kita pantas memiliki kehidupan yang lebih baik pula :)
No comments:
Post a Comment