Pages

Friday 25 July 2014

Dear My Self ...

dia mungkin terlihat tegar

ya tegar ..

terbiasa diam, dan menjadi pendengar yang baik

pembawaan karakter yang ceria membuat orang sekitar menganggap dia adalah sosok yang sangat bahagia dengan kehidupannya.....

semangat memang selalu hadir disetiap hari-harinya,

hampir selalu hadir dalam hembusan nafasnya

harapan, harapanlah sebenarnya sumber dari segala semangat dalam dirinya

lantas, ketika harapan itu melayang terbang??
bagaimana menyikapi si sumber semangat yang pergi?

ketika sosok lain mempermainkan harapannya?
bagaimana ia yakin bahwa harapan adalah sumber semangat?

ketika harapan itu terkoyak dan menjadi rapuh?
apa kabar dengan semangat?

ketika harapan itu menusuk sang semangat, apakah masih bisa bertahan?

berserah, 
dan jangan pernah menaruh harapan kepada mahluk,
taruhlah harapan dan mimpimu hanya kepada Dia, Sang Maha Pencipta,

tak akan ada harapan yang melayang pergi

tak akan ada harapan yang dipemainkan

tak akan ada harapan yang terkoyak

karena Dia selalu memeluk mimpi-mimpi mahlukNya




Wednesday 23 July 2014

Bagaimana Caranya Kami Curang?


Bagaimana Caranya Kami Curang?



Exit poll kalah, menuduh curang.


Quick count kalah, menuduh curang.

Real count kalah, menuduh curang.

Rekap KPU kalah, menuduh curang.

Pemilu di pusat pemerintahan ibu kota JAKARTA kalah, minta diulang.

Sudah diulang di 16 TPS Jakarta, tetap kalah di Jakarta.

Sekarang minta lagi pemilu ulang di di 5600 TPS Jakarta.

Kemudian Mendesak meminta SELURUH pemilu diulang…

Lalu meminta keputusan KPU ditunda.

Memangnya raja yang harus dipatuhi semua keinginannya??

Memangnya tugas rakyat hanya mencoblos??

Memangnya pemerintah hanya sekedar orang suruhan kalian??

Memangnya trilyunan dana negara hanya untuk mengabulkan ambisi kalian saja??

Mengaku tak mungkin kalah ribuan kali.

Media kalian semuanya menyiarkan klaim kemenangan hasil perhitungkan suara.

Kalianpun sudah mengumumkan kemenangan ke banyak media luar, bahkan sudah pula show off power 
dengan syukuran sebelum pengumuman resmi.

Baru baru ini media kalian juga sudah mengedarkan video pengakuan kekalahan pak Jokowi...

Lalu mengapa masih merasa perlu mengumpulkan 2000 advokat??

Masih merasa perlu mendesak untuk pemilu ulang??

Bagaimana caranya kami curang??

Partai penguasa negeri ini ada bersama kalian.

Dua pertiga partai besar mendukung di belakang kalian.

Parlemen kami dikuasai orang orang kalian.

Golongan orang kaya dan ekstrimis agama ada di pihak kalian.

Ormas ormas, aliansi bisnis, aliansi dagang, aliansi profesi, bahkan ibu ibu pengajian-pun sudah dalam genggaman kalian.

Petinggi negara, dari eselon tertinggi sampai pak RT berada di pihak kalian.

Enam puluh persen Gubernur dan kepala daerah seluruh Indonesia, yang menjadi penyelenggara pemilu di daerah kekuasaan masing masing, itu pun berasal dari partai dalam koalisi kalian.

Aparat yang biasanya menjaga kamipun, menjual kesetiaan pada kalian.
Uang kalian begitu berlimpah… itupun juga tak pernah habis.

Mampu berpromosi bertahun tahun, dan selama periode kampanye mampu setiap 5 menit sekali beriklan di prime time beberapa stasiun televisi...

Kalian mampu membayari puluhan acara seremonial deklarasi, mengundang syukuran dan silaturahmi di hotel hotel berbintang, menyediakan ratusan ribu seragam putih berbodir garuda indah dan box makanan bagi simpatisan kalian. Sedangkan simpatisan kami membawa bekal makanan berbuka sendiri sendiri, dan hampir tak pernah berseragam, kecuali seragam kotak lusuh yang dibelinya kala pemilihan gubernur dahulu.
Kalian begitu tinggi di atas, begitu memiliki segalanya.

In term of networking, power and money… we are nothing against you...

Jika para elite politik, elite sosial, elite entreperneur ada di pihak kalian.
Jika semua leader, semua orang cerdas dan semua laki laki jantan di Indonesia sudah kalian klaim memihak kalian seluruhnya…

Sedang kami hanya memiliki hati rakyat...

Lalu bagaimana caranya kami curang??




Thursday 17 July 2014

Percayakah pada hasil Quick Count ???

Tahun 2014, tepatnya bulan Juli, adalah sebuah langkah penting yang akan terekam di catatan buku sejarah negeri tercinta kita, Indonesia. tahun 2014 merupakan langkah awal menuju masa depan yang lebih cerah. tahun dimana saya tepat berusia 23 tahun,dan sudah menjadi pemilih aktif.

Tak seperti biasanya, pemilu kali ini terlihat lebih istimewa karena hanya terdiri dari 2 pasangan saja, Prabowo Subianto - Hatta Radjasa di nomor urut 1 dan Joko Widodo - Jusuf Kalla di nomor urut 2. pemilu 2014 ini terlihat kalau masyarakat lebih aktif dan peduli untuk memilih para kandidat, bahkan ada beberapa orang yang cukup fanatik memihak salah satu kandidat. Banyak masyarakat yang biasa golput menjadi ingin ke TPS untuk mendukung pilihannya. Banyak juga masyarakat yang mendadak menjadi ahli politik dengan berkomentar dan mengkritik berbagai berita di media sosial.

Kampanye hitam rasanya sudah jadi bumbu sehari-hari selama masa kampanye, 19 Mei s.d 5 Juli. media-media yang seharusnya menjadi jendela informasi bagi masyarakat menjadi tidak netral dan cenderung berat sebelah, tergantung kepada siapa keberpihakan mereka. Kampanye hitam ini tidak hanya terjadi pada media cetak dan online, juga terjadi di tayangan televisi. sungguh sangat disayangkan sebenarnya, negara yang memiliki nilai toleransi yang tinggi di antara warganya masih senang mengangkat issu SARA sebagai materi kampanye hitam. yang dirugikan dalam hal ini tentu saja masyarakat sendiri, mereka akan menerima informasi fiktif yang sengaja dipublikasi untuk merubah persepsi dan menciptakan opini negatif di antara masyarakat. 2 kandidat ini sama-sama menyerang dan menggulirkan berbagai berita yang tujuannya satu, memikat hati masyarakat untuk memilih mereka. sampai waktunya tiba ke hari tenang, yaitu tanggal 6 juli, masih terdapat beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh kedua kandidat, salah satunya dengan tetap memasang iklan di televisi padahal sudah bukan masanya kampanye.

9 juli telah kita lewati bersama, semua masyarakat beramai-ramai menuju TPS, namun ada beberapa juga yang terganjal masalah adiministrasi sehingga banyak pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya. penutupan TPS sekitar jam 1 siang untuk wilayah masing-masing, dakn selanjutnya adalah saatnya quick count yang bekerja. quick count merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh para kandidat dan masyarakat. kita terbiasa dengan melihat hasil quick count untuk melihat bayangan siapa kandidat yang menjadi pemenang, dan biasanya sudah tidak menjadi hal asing lagi bila hasil quick count itu sejalan dengan pengumuman dari KPU nantinya. lalu bagaimana jika hasil quick count para penyelenggara survey itu berbeda?? hal ini yang sekarang tengah menjadi perbincangan di masyarakat indonesia, ada beberapa lembaga survey yang memiliki hasil berbeda dan sempat ditayangkan di televisi-televisi swasta.